
PuskesmasOebobo Kupang
Kelurahan Oebobo
Kecamatan Oebobo-Kota Kupang
Nusa Tenggara Timur
UPTD Puskesmas Oebobo melaksanakan Kegiatan Deteksi Dini Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) pada hari Kamis, 2 Februari 2023. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Kegiatan Deteksi Dini Faktor Resiko Penyakt Tidak Menular (PTM) yang dilakukan UPTD Puskesmas Oebobo sejak Bulan Januari 2023 lalu terhadap masyarakat di wilayah kerja puskesmas, yaitu di Kelurahan Oebobo, Oetete dan Fatululi.
Deteksi dini dilakukan terhadap 78 orang pegawai kantor Telkom Askes Kupang Area yang berlokasi di Jalan Palapa, No. 10, Kelurahan Oebobo.
Kegiatan deteksi dini meliputi pemeriksaan kesehatan sederhana, yaitu pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut dan tekanan darah, pemeriksaan gula darah, skrining kejiwaan dan konseling kesehatan. Deteksi ini bertujuan untuk menemukan secara awal adanya kemungkinan seseorang terkena PTM atau memiliki faktro resiko PTM.
UPTD Puskesmas Oebobo terus melaksanakan kegiatan deteksi dini PTM di instansi, lembaga, sekolah serta kantor-kantor di wilayah kerja UPTD Puskesmas Oebobo.
UPTD Puskesmas Oebobo melaksanakan kegiatan deteksi dini faktor resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) pada hari Jumat, 13 Januari 2023. Deteksi dini dilakukan terhadap 97 orang pegawai di Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan deteksi dini meliputi pemeriksaan kesehatan sederhana, yaitu pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut dan tekanan darah, pemeriksaan laboratorium sederhana, dalam hal ini pemeriksaan gula darah, serta konseling kesehatan.

Perawat Ludia Manek, S.Kep, Ns. dan Sherly Pandie, SKM sedang Melakukan Pengukuran Berat Badan,
Tinggi Badan dan Lingkar Perut terhadap Peserta Kegiatan Deteksi Dini PTM

dr. Roshena Manafe sedang Memeriksa Tekanan Dasah Peserta Kegiatan Deteksi Dini PTM
Pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan dari UPTD Puskesmas Oebobo yang terdiri dari Dokter Umum, Perawat, dan Analis Kesehatan, di bawah Penanggung Jawab Program PTM Lydia O. Manek, S.Kep.Ns.
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) utama meliputi merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, konsumsi minuman beralkohol, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindaklanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan. Diharapkan hasil skrining dapat dijadikan sebagai peringatan bagi masyarakat agar lebih menjaga gaya hidupnya, terutama pola makan dan kebiasaan berolahraga.
Kedepannya kegiatan deteksi dini PTM akan dilaksanakan di instansi, lembaga, sekolah serta kantor-kantor di wilayah kerja UPTD Puskesmas Oebobo.
Hari Natal dan Tahun Baru dirayakan begitu meriah setiap tahunnya, begitu juga dengan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Kemeriahan perayaan kedua momen penting ini tidak terlepas dari makanan dan minuman yang manis-manis. camilan manis, mulai dari permen, cokelat, dan kue-kue manis, serta minuman aneka rasa, dan minuman bersoda menjadi pilihan yang menemani kita dalam perayaan. Hal ini membuat kita mau tidak mau menyantap makanan dan minuman manis yang sudah disediakan. Bahkan tak jarang menyantapnya secara berlebihan.
Kebanyakan makanan dan minuman manis mengandung banyak gula dan pewarna buatan. Nah, kebiasaan mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gula bisa menyebabkan munculnya berbagai gangguan kesehatan. Jadi, apa saja dampak buruknya bagi kesehatan apabila kita mengonsumsi makanan manis secara berlebih?
Kelebihan berat badan alias obesitas menjadi salah satu gangguan kesehatan yang bisa menyerang akibat konsumsi makanan manis secara berlebihan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung fruktosa dapat menyebabkan peningkatan lemak di perut. Obesitas bisa terjadi karena faktor penumpukan lemak di area tubuh.
Mengonsumsi banyak makanan dan minuman yang mengandung gula berlebih bisa meningkatkan risiko penyakit diabetes menyerang. Diabetes merupakan penyakit yang terjadi akibat meningkatnya kadar gula dalam darah, dan makanan manis bisa menjadi salah satu pemicunya.
Risiko diabetes menjadi lebih tinggi pada penikmat makanan manis yang memiliki riwayat keluarga terkait penyakit ini, misalnya ada anggota keluarga terdekat yang juga mengalami diabetes. Untuk menghindari serangan diabetes, pastikan untuk membatasi jumlah konsumsi minuman bergula, seperti soda, es teh manis, hingga minuman penambah energi.
Naiknya tekanan darah tinggi yang menyebabkan penyakit hipertensi sering dikaitkan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan asin. Ternyata, berlebihan dalam mengonsumsi makanan manis juga bisa menjadi pemicu penyakit ini menyerang. Mengonsumsi lebih dari 74 gram gula dalam satu hari disebut bisa memicu terjadinya peningkatan tekanan darah.
Penyakit hipertensi harus diwaspadai. Pasalnya, jika dibiarkan kondisi ini komplikasi yang bisa berbahaya, mulai dari penyakit jantung, gagal ginjal, hingga berujung kematian. Seseorang dikatakan mengidap hipertensi jika hasil pemeriksaan tekanan darah menunjukkan angka 140/90 mmHg atau lebih.
Sebuah studi dalam Journal of American Heart Association, menunjukkan bahwa konsumsi gula dalam jumlah berlebih bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gula bisa memicu naiknya risiko gagal jantung.
Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah, sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan yang tepat. Penyakit ini bisa bertahan hingga seumur hidup, dan membuat pengidapnya harus mengonsumsi obat-obatan, peralatan penopang jantung, hingga operasi jika dibutuhkan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini dan menghindari gejala semakin buruk adalah menerapkan gaya hidup yang sehat, dan menjaga kesehatan organ tubuh terutama jantung.
Terlalu banyak mengonsumsi makanan manis ternyata bisa mengancam kesehatan gigi kamu. Karies gigi salah satunya. Karies gigi terjadi ketika bakteri di mulut mencerna sisa makanan manis yang kamu konsumsi, kemudian bakteri tersebut akan membusuk dan memproduksi asam yang dapat menghancurkan enamel.
Makanan manis selama ini dianggap bisa mengurangi tingkat stres. Namun siapa sangka, terlalu banyak mengonsumsi makanan manis ternyata bisa menambah tingkat stres seseorang. Dilansir dari Dailymail, sebuah penelitian dilakukan di Emory University di Atlanta, Amerika Serikat, menemukan fakta bahwa semakin banyak kamu mengonsumsi makanan manis, tidak hanya berat badan kamu yang bertambah, tapi juga tingkat stres kamu ikut bertambah. Menurut Constance Harrell, makanan yang mengandung gula cukup tinggi akan merangsang bagian di otak yang memengaruhi cara kamu menanggapi stres. Nah, mulai sekarang, jika kamu merasa depresi atau stres, sebaiknya alihkan dengan aktivitas fisik atau aktivitas luar. Dengan begitu, kamu tidak perlu mengonsumsi terlalu banyak makanan manis.
Tubuh kamu memerlukan glukosa yang terdapat di dalam kandungan gula sebagai energi untuk aktivitas kamu sehari-hari. Namun, tanpa kamu mengonsumsi gula untuk mendapatkan glukosa, tubuh kamu mampu memproduksi kandungan gula dari sumber lain seperti lemak maupun protein. Sehingga, saat kamu mengonsumsi gula secara berlebihan, maka risiko penyakit kanker akan meningkat dan diantaranya adalah kanker kerongkongan dan kanker Pankreas.
Dilansir dari www.halodoc.com