Puskesmas Oebobo Kupang

Warta Puskesmas

Sabtu, 18 Maret 2023 02:31   Oleh : 

Mengenal Stunting

Mengenal Apa Itu Stunting

Sahabat sehat, definisi stunting sendiri mengalami perubahan. Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Selanjutnya menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.

Apakah semua balita pendek itu pasti stunting?

Perlu diketahui bahwa tidak semua balita pendek itu stunting, sehingga perlu dibedakan oleh dokter anak, tetapi anak yang stunting pasti pendek.

Dampak masalah stunting di Indonesia :

  1. Dampak kesehatan :
  • Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus), hambatan perkembangan kognitif dan motorik;
  • Gangguan metabolik pada saat dewasa → risiko penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan lain sebagainya).
  1. Dampak ekonomi : Berpotensi menimbulkan kerugian setiap tahunnya : 2-3 % GDP.

 

Penyebab Stunting

Ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya stunting, antara lain yaitu :

  1. Asupan kalori yang tidak adekuat
  • Faktor sosio-ekonomi (kemiskinan);
  • Pendidikan dan pengetahuan yang rendah mengenai praktik pemberian makan untuk bayi dan batita (kecukupan ASI);
  • Peranan protein hewani dalam MPASI;
  • Penelantaran;
  • Pengaruh budaya;
  • Ketersediaan bahan makanan setempat.
  1. Kebutuhan yang meningkat
  • Penyakit jantung bawaan;
  • Alergi susu sapi;
  • Bayi berat badan lahir sangat rendah;
  • Kelainan metabolisme bawaan;
  • Infeksi kronik yang disebabkan kebersihan personal dan lingkungan yang buruk (diare kronis) dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi (Tuberculosis / TBC, difteri, pertussis, dan campak).

 

Apakah stunting bisa dicegah?

Tentu stunting dapat dicegah. Berikut beberapa tips mencegah stunting :

  1. Saat Remaja Putri

          Skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah.

  1. Saat Masa Kehamilan

          Disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter. Perlu juga memenuhi asupan nutrisi yang baik selama kehamilan.

          Dengan makanan sehat dan juga asupan mineral seperti zat besi, asam folat, dan yodium harus tercukupi.

  1. Balita
  • Terapkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).

          Sesaat setelah bayi lahir, segera lakukan IMD agar berhasil menjalankan ASI Eksklusif.

          Setelah itu, lakukan pemeriksaan ke dokter atau ke Posyandu dan Puskesmas secara berkala untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

  • Imunisasi

          Perhatikan jadwal imunisasi rutin yang diterapkan oleh Pemerintah agar anak terlindungi dari berbagai macam penyakit.

  • ASI Eksklusif

          Berikan ASI eksklusif sampai anak berusia 6 (enam) bulan dan diteruskan dengan MPASI yang sehat dan bergizi.

  • Pemantauan tumbuh kembang weight faltering.
  1. Gaya Hidup Bersih dan Sehat

          Terapkan gaya hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, memastikan air yang diminum merupakan air bersih, buang air besar di jamban, sanitasi sehat, dan lain sebagainya.

Bagaimana alurnya jika menemukan kasus masalah gizi supaya dapat mencegah stunting?

  1. Surveilans gizi dan penemuan dan penangan kasus (Posyandu Puskesmas);
  2. Pelayanan sekunder atau tersier, memiliki Sp.A atau Sp.AK (gizi, tumbuh kembang). Memiliki sarana dan prasarana : klinik khusus tumbuh kembang.

 

Sumber : yankes.kemkes.go.id

 

Jumat, 13 Januari 2023 03:55   Oleh : 

Pemeriksaan Kesehatan di Posyandu Lansia

Hari Natal dan Tahun Baru dirayakan begitu meriah setiap tahunnya, begitu juga dengan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Kemeriahan perayaan kedua momen penting ini tidak terlepas dari makanan dan minuman yang manis-manis. camilan manis, mulai dari permen, cokelat, dan kue-kue manis, serta minuman aneka rasa, dan minuman bersoda menjadi pilihan yang menemani kita dalam perayaan. Hal ini membuat kita mau tidak mau menyantap makanan dan minuman manis yang sudah disediakan. Bahkan tak jarang menyantapnya secara berlebihan.

Kebanyakan makanan dan minuman manis mengandung banyak gula dan pewarna buatan. Nah, kebiasaan mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gula bisa menyebabkan munculnya berbagai gangguan kesehatan. Jadi, apa saja dampak buruknya bagi kesehatan apabila kita mengonsumsi makanan manis secara berlebih?

  1. Obesitas

Kelebihan berat badan alias obesitas menjadi salah satu gangguan kesehatan yang bisa menyerang akibat konsumsi makanan manis secara berlebihan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung fruktosa dapat menyebabkan peningkatan lemak di perut. Obesitas bisa terjadi karena faktor penumpukan lemak di area tubuh.

  1. Diabetes

Mengonsumsi banyak makanan dan minuman yang mengandung gula berlebih bisa meningkatkan risiko penyakit diabetes menyerang. Diabetes merupakan penyakit yang terjadi akibat meningkatnya kadar gula dalam darah, dan makanan manis bisa menjadi salah satu pemicunya.

Risiko diabetes menjadi lebih tinggi pada penikmat makanan manis yang memiliki riwayat keluarga terkait penyakit ini, misalnya ada anggota keluarga terdekat yang juga mengalami diabetes. Untuk menghindari serangan diabetes, pastikan untuk membatasi jumlah konsumsi minuman bergula, seperti soda, es teh manis, hingga minuman penambah energi.

  1. Hipertensi

Naiknya tekanan darah tinggi yang menyebabkan penyakit hipertensi sering dikaitkan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan asin. Ternyata, berlebihan dalam mengonsumsi makanan manis juga bisa menjadi pemicu penyakit ini menyerang. Mengonsumsi lebih dari 74 gram gula dalam satu hari disebut bisa memicu terjadinya peningkatan tekanan darah.

Penyakit hipertensi harus diwaspadai. Pasalnya, jika dibiarkan kondisi ini komplikasi yang bisa berbahaya, mulai dari penyakit jantung, gagal ginjal, hingga berujung kematian. Seseorang dikatakan mengidap hipertensi jika hasil pemeriksaan tekanan darah menunjukkan angka 140/90 mmHg atau lebih.

  1. Gagal Jantung

Sebuah studi dalam Journal of American Heart Association, menunjukkan bahwa konsumsi gula dalam jumlah berlebih bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gula bisa memicu naiknya risiko gagal jantung.

Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah, sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan yang tepat. Penyakit ini bisa bertahan hingga seumur hidup, dan membuat pengidapnya harus mengonsumsi obat-obatan, peralatan penopang jantung, hingga operasi jika dibutuhkan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini dan menghindari gejala semakin buruk adalah menerapkan gaya hidup yang sehat, dan menjaga kesehatan organ tubuh terutama jantung.

  1. Menyebabkan Karies Gigi

Terlalu banyak mengonsumsi makanan manis ternyata bisa mengancam kesehatan gigi kamu. Karies gigi salah satunya. Karies gigi terjadi ketika bakteri di mulut mencerna sisa makanan manis yang kamu konsumsi, kemudian bakteri tersebut akan membusuk dan memproduksi asam yang dapat menghancurkan enamel.

  1. Menambah Tingkat Stres

Makanan manis selama ini dianggap bisa mengurangi tingkat stres. Namun siapa sangka, terlalu banyak mengonsumsi makanan manis ternyata bisa menambah tingkat stres seseorang. Dilansir dari Dailymail, sebuah penelitian dilakukan di Emory University di Atlanta, Amerika Serikat, menemukan fakta bahwa semakin banyak kamu mengonsumsi makanan manis, tidak hanya berat badan kamu yang bertambah, tapi juga tingkat stres kamu ikut bertambah. Menurut Constance Harrell, makanan yang mengandung gula cukup tinggi akan merangsang bagian di otak yang memengaruhi cara kamu menanggapi stres. Nah, mulai sekarang, jika kamu merasa depresi atau stres, sebaiknya alihkan dengan aktivitas fisik atau aktivitas luar. Dengan begitu, kamu tidak perlu mengonsumsi terlalu banyak makanan manis.

  1. Meningkatkan Risiko Kanker

Tubuh kamu memerlukan glukosa yang terdapat di dalam kandungan gula sebagai energi untuk aktivitas kamu sehari-hari. Namun, tanpa kamu mengonsumsi gula untuk mendapatkan glukosa, tubuh kamu mampu memproduksi kandungan gula dari sumber lain seperti lemak maupun protein. Sehingga, saat kamu mengonsumsi gula secara berlebihan, maka risiko penyakit kanker akan meningkat dan diantaranya adalah kanker kerongkongan dan kanker Pankreas.

Dilansir dari www.halodoc.com

Halaman 1 dari 10