Edukasi Kesehatan Reproduksi dan HIV/AIDS di SMP Katolik St. Maria Assumpta
Pada Senin, 27 Oktober 2025, UPTD Puskesmas Oebobo bekerja sama dengan mahasiswa semester VII Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kota Kupang melaksanakan kegiatan edukasi kesehatan reproduksi dan pencegahan HIV/AIDS bagi siswa-siswi SMP Katolik St. Maria... Selengkapnya
Tingkat Kepuasan Masyarakat di UPTD Puskesmas Oebobo Capai Nilai 85,27 (Baik)
UPTD Puskesmas Oebobo melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) sebagai bentuk komitmen dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada Semester I Tahun 2025, tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan di UPTD Puskesmas Oebobo... Selengkapnya
Mengenal Stunting
Mengenal Apa Itu Stunting Sahabat sehat, definisi stunting sendiri mengalami perubahan. Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.... Selengkapnya
Skrining Kesehatan Anak  Usia Sekolah dan Remaja
Skrining Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja adalah pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin, serta tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik. Pada... Selengkapnya
UPTD Puskesmas Oebobo Pantau Tumbuh Kembang Balita dengan Operasi Timbang
Dalam rangka percepatan penanggulangan stunting di Kota Kupang, dilaksanakan  kegiatan Operasi Timbang, Pemantauan Pertumbuhan, dan Pemberian vitamin A di posyandu-posyandu wilayah kerja UPTD Puskesmas Oebobo, yaitu Kelurahan Oebobo, Oetete dan Fatululi. Pada hari Sabtu, 4 Februari 2023, UPTD... Selengkapnya
prev
next

Welcome!
Selamat Datang di Website Kami

Selamat datang di Website UPTD Puskesmas Oebobo. Kami berharap website ini dapat digunakan sebagai media publikasi dan sharing informasi mengenai hasil pembangunan bidang kesehatan khususnya di wilayah kerja UPTD Puskesmas Oebobo.

Kami memanjatkan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia dan perlindungan-Nya sehingga website ini berhasil kami desain meskipun masih banyak kekurangan dan keterbatasan.

Website UPTD Puskesmas Oebobo menampilkan berbagai ulasan tentang pelayanan kesehatan yang kami berikan bagi masyarakat. Kiranya publikasi ini dapat berguna bagi semua pihak dan berkontribusi secara positif bagi pembangunan kesehatan di Indonesia.

Apresiasi yang setinggi-tingginya kami berikan kepada semua pihak yang berperan dalam proses penyusunan dokumen dan artikel dalam website ini. Saya sangat berharap publikasi ini bisa menjadi acuan dalam hal data dan informasi. Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berkontrubusi dalam penyusunan website ini.

Kepala UPTD Puskesmas Oebobo

dr. Maria Kurniawati Mari

Welcome!

Selamat Datang di Website Kami

Image

Jam Pelayanan

  • Senin - Kamis 08.00 - 12.00 WITA
  • Jumad 08.00 - 10.00 WITA
  • Sabtu 08.00 - 11.00 WITA
  • Minggu dan Hari Libur Tutup

Hubungi Kami

Puskesmas Oebobo Kupang
Jalan Palapa 
Kelurahan Oebobo Kecamatan Oebobo
Kota Kupang
Call Center 082-340-378-241

 

WARTA PUSKESMAS OEBOBO KUPANG
BERITA, ARTIKEL KESEHATAN DAN VIDEO

Mengenal Apa Itu Stunting
Sahabat sehat, definisi stunting sendiri mengalami perubahan. Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Selanjutnya menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.
Apakah semua balita pendek itu pasti stunting?
Perlu diketahui bahwa tidak semua balita pendek itu stunting, sehingga perlu dibedakan oleh dokter anak, tetapi anak yang stunting pasti pendek.
Dampak masalah stunting di Indonesia :
Dampak kesehatan : 
Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus), hambatan perkembangan kognitif dan motorik;
Gangguan metabolik pada saat dewasa → risiko penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan lain sebagainya).
Dampak ekonomi : Berpotensi menimbulkan kerugian setiap tahunnya : 2-3 % GDP.
 
Penyebab Stunting
Ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya stunting, antara lain yaitu :
Asupan kalori yang tidak adekuat
Faktor sosio-ekonomi (kemiskinan);
Pendidikan dan pengetahuan yang rendah mengenai praktik pemberian makan untuk bayi dan batita (kecukupan ASI);
Peranan protein hewani dalam MPASI;
Penelantaran;
Pengaruh budaya;
Ketersediaan bahan makanan setempat.
Kebutuhan yang meningkat
Penyakit jantung bawaan;
Alergi susu sapi;
Bayi berat badan lahir sangat rendah;
Kelainan metabolisme bawaan;
Infeksi kronik yang disebabkan kebersihan personal dan lingkungan yang buruk (diare kronis) dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi (Tuberculosis / TBC, difteri, pertussis, dan campak).
 
Apakah stunting bisa dicegah?
Tentu stunting dapat dicegah. Berikut beberapa tips mencegah stunting :
Saat Remaja Putri
          Skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah.
Saat Masa Kehamilan
          Disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter. Perlu juga memenuhi asupan nutrisi yang baik selama kehamilan.
          Dengan makanan sehat dan juga asupan mineral seperti zat besi, asam folat, dan yodium harus tercukupi.
Balita
Terapkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
          Sesaat setelah bayi lahir, segera lakukan IMD agar berhasil menjalankan ASI Eksklusif.
          Setelah itu, lakukan pemeriksaan ke dokter atau ke Posyandu dan Puskesmas secara berkala untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
Imunisasi
          Perhatikan jadwal imunisasi rutin yang diterapkan oleh Pemerintah agar anak terlindungi dari berbagai macam penyakit.
ASI Eksklusif
          Berikan ASI eksklusif sampai anak berusia 6 (enam) bulan dan diteruskan dengan MPASI yang sehat dan bergizi.
Pemantauan tumbuh kembang weight faltering.
Gaya Hidup Bersih dan Sehat
          Terapkan gaya hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, memastikan air yang diminum merupakan air bersih, buang air besar di jamban, sanitasi sehat, dan lain sebagainya.
Bagaimana alurnya jika menemukan kasus masalah gizi supaya dapat mencegah stunting?
Surveilans gizi dan penemuan dan penangan kasus (Posyandu Puskesmas);
Pelayanan sekunder atau tersier, memiliki Sp.A atau Sp.AK (gizi, tumbuh kembang). Memiliki sarana dan prasarana : klinik khusus tumbuh kembang.
 
Sumber : yankes.kemkes.go.id
 

Mengenal Apa Itu Stunting

Sahabat sehat, definisi stunting sendiri mengalami perubahan. Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Selanjutnya menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.

Apakah semua balita pendek itu pasti stunting?

Perlu diketahui bahwa tidak semua balita pendek itu stunting, sehingga perlu dibedakan oleh dokter anak, tetapi anak yang stunting pasti pendek.

Dampak masalah stunting di Indonesia :

  1. Dampak kesehatan :
  • Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus), hambatan perkembangan kognitif dan motorik;
  • Gangguan metabolik pada saat dewasa → risiko penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan lain sebagainya).
  1. Dampak ekonomi : Berpotensi menimbulkan kerugian setiap tahunnya : 2-3 % GDP.

 

Penyebab Stunting

Ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya stunting, antara lain yaitu :

  1. Asupan kalori yang tidak adekuat
  • Faktor sosio-ekonomi (kemiskinan);
  • Pendidikan dan pengetahuan yang rendah mengenai praktik pemberian makan untuk bayi dan batita (kecukupan ASI);
  • Peranan protein hewani dalam MPASI;
  • Penelantaran;
  • Pengaruh budaya;
  • Ketersediaan bahan makanan setempat.
  1. Kebutuhan yang meningkat
  • Penyakit jantung bawaan;
  • Alergi susu sapi;
  • Bayi berat badan lahir sangat rendah;
  • Kelainan metabolisme bawaan;
  • Infeksi kronik yang disebabkan kebersihan personal dan lingkungan yang buruk (diare kronis) dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi (Tuberculosis / TBC, difteri, pertussis, dan campak).

 

Apakah stunting bisa dicegah?

Tentu stunting dapat dicegah. Berikut beberapa tips mencegah stunting :

  1. Saat Remaja Putri

          Skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah.

  1. Saat Masa Kehamilan

          Disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter. Perlu juga memenuhi asupan nutrisi yang baik selama kehamilan.

          Dengan makanan sehat dan juga asupan mineral seperti zat besi, asam folat, dan yodium harus tercukupi.

  1. Balita
  • Terapkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).

          Sesaat setelah bayi lahir, segera lakukan IMD agar berhasil menjalankan ASI Eksklusif.

          Setelah itu, lakukan pemeriksaan ke dokter atau ke Posyandu dan Puskesmas secara berkala untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

  • Imunisasi

          Perhatikan jadwal imunisasi rutin yang diterapkan oleh Pemerintah agar anak terlindungi dari berbagai macam penyakit.

  • ASI Eksklusif

          Berikan ASI eksklusif sampai anak berusia 6 (enam) bulan dan diteruskan dengan MPASI yang sehat dan bergizi.

  • Pemantauan tumbuh kembang weight faltering.
  1. Gaya Hidup Bersih dan Sehat

          Terapkan gaya hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, memastikan air yang diminum merupakan air bersih, buang air besar di jamban, sanitasi sehat, dan lain sebagainya.

Bagaimana alurnya jika menemukan kasus masalah gizi supaya dapat mencegah stunting?

  1. Surveilans gizi dan penemuan dan penangan kasus (Posyandu Puskesmas);
  2. Pelayanan sekunder atau tersier, memiliki Sp.A atau Sp.AK (gizi, tumbuh kembang). Memiliki sarana dan prasarana : klinik khusus tumbuh kembang.

 

Sumber : yankes.kemkes.go.id

 

Mengenal Apa Itu Stunting Sahabat sehat, definisi stunting Read More
Dalam rangka percepatan penanggulangan stunting di Kota Kupang, dilaksanakan  kegiatan Operasi Timbang, Pemantauan Pertumbuhan, dan Pemberian vitamin A di posyandu-posyandu wilayah kerja UPTD Puskesmas Oebobo, yaitu Kelurahan Oebobo, Oetete dan Fatululi.
Pada hari Sabtu, 4 Februari 2023, UPTD melaksanakan Operasi Timbang di Posyandu Tomboy. Posyandu Tomboy merupakan salah satu Posyandu Balita yang berada di Kelurahan Fatululi. Dalam kondisi hujan, petugas kesehatan beserta Kader tetap memberikan pelayanan kepada para Ibu dan balita/anak yang datang ke posyandu.
Penimbangan dan pengukuran panjang atau tinggi badan merupakan salah satu kegiatan pemantauan tumbuh kembang yang rutin dilaksanakan di Posyandu dan juga untuk mendeteksi masalah  gizi dan menangani kasus gizi yang ditemukan  sesegera mungkin sehingga dapat meminimalisir kasus gizi buruk dan stunting. Selain Operasi Timbang, juga dilakukan Pemberian Vitamin A dan Obat Cacing, Imunisasi, dan Penyuluhan Kesehatan.
Operasi Timbang, Pemberian Vitamin A dan Obat Cacing dilaksanakan sepanjang Bulan Februari dan Agustus dan wajib diikuti oleh seluruh balita yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Oebobo. Apabila balita tidak hadir di Posyandu maka akan dilakukan sweeping, yaitu dengan melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badannya di rumah balita yang bersangkutan. Kegiatan dilaksanakan di semua posyandu di wilayah kerja UPTD Puskesmas Oebobo sesuai dengan jadwal posyandu Tahun 2023.

Dalam rangka percepatan penanggulangan stunting di Kota Kupang, dilaksanakan  kegiatan Operasi Timbang, Pemantauan Pertumbuhan, dan Pemberian vitamin A di posyandu-posyandu wilayah kerja UPTD Puskesmas Oebobo, yaitu Kelurahan Oebobo, Oetete dan Fatululi.

Pada hari Sabtu, 4 Februari 2023, UPTD melaksanakan Operasi Timbang di Posyandu Tomboy. Posyandu Tomboy merupakan salah satu Posyandu Balita yang berada di Kelurahan Fatululi. Dalam kondisi hujan, petugas kesehatan beserta Kader tetap memberikan pelayanan kepada para Ibu dan balita/anak yang datang ke posyandu.

Penimbangan dan pengukuran panjang atau tinggi badan merupakan salah satu kegiatan pemantauan tumbuh kembang yang rutin dilaksanakan di Posyandu dan juga untuk mendeteksi masalah  gizi dan menangani kasus gizi yang ditemukan  sesegera mungkin sehingga dapat meminimalisir kasus gizi buruk dan stunting. Selain Operasi Timbang, juga dilakukan Pemberian Vitamin A dan Obat Cacing, Imunisasi, dan Penyuluhan Kesehatan.

Operasi Timbang, Pemberian Vitamin A dan Obat Cacing dilaksanakan sepanjang Bulan Februari dan Agustus dan wajib diikuti oleh seluruh balita yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Oebobo. Apabila balita tidak hadir di Posyandu maka akan dilakukan sweeping, yaitu dengan melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badannya di rumah balita yang bersangkutan. Kegiatan dilaksanakan di semua posyandu di wilayah kerja UPTD Puskesmas Oebobo sesuai dengan jadwal posyandu Tahun 2023.

Dalam rangka percepatan penanggulangan stunting di Kota Kupang, Read More
UPTD Puskesmas Oebobo melaksanakan kegiatan deteksi dini faktor resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) pada hari Jumat, 13 Januari 2023. Deteksi dini dilakukan terhadap 97 orang pegawai di Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan deteksi dini meliputi pemeriksaan kesehatan sederhana, yaitu pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut dan tekanan darah, pemeriksaan laboratorium sederhana, dalam hal ini pemeriksaan gula darah, serta konseling kesehatan.
Perawat Ludia Manek, S.Kep, Ns. dan Sherly Pandie, SKM sedang Melakukan Pengukuran Berat Badan, 
Tinggi Badan dan Lingkar Perut terhadap Peserta Kegiatan Deteksi Dini PTM 
 
dr. Roshena Manafe sedang Memeriksa Tekanan Dasah Peserta Kegiatan Deteksi Dini PTM
 
Pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan dari UPTD Puskesmas Oebobo yang terdiri dari Dokter Umum, Perawat, dan Analis Kesehatan, di bawah Penanggung Jawab Program PTM Lydia O. Manek, S.Kep.Ns.
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) utama meliputi merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, konsumsi minuman beralkohol, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindaklanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan. Diharapkan hasil skrining dapat dijadikan sebagai peringatan bagi masyarakat agar lebih menjaga gaya hidupnya, terutama pola makan dan kebiasaan berolahraga.
Kedepannya kegiatan deteksi dini PTM akan dilaksanakan di instansi, lembaga, sekolah serta kantor-kantor di wilayah kerja UPTD Puskesmas Oebobo.

UPTD Puskesmas Oebobo melaksanakan kegiatan deteksi dini faktor resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) pada hari Jumat, 13 Januari 2023. Deteksi dini dilakukan terhadap 97 orang pegawai di Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Nusa Tenggara Timur.

Kegiatan deteksi dini meliputi pemeriksaan kesehatan sederhana, yaitu pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut dan tekanan darah, pemeriksaan laboratorium sederhana, dalam hal ini pemeriksaan gula darah, serta konseling kesehatan.

Perawat Ludia Manek, S.Kep, Ns. dan Sherly Pandie, SKM sedang Melakukan Pengukuran Berat Badan,

Tinggi Badan dan Lingkar Perut terhadap Peserta Kegiatan Deteksi Dini PTM

 

dr. Roshena Manafe sedang Memeriksa Tekanan Dasah Peserta Kegiatan Deteksi Dini PTM

 

Pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan dari UPTD Puskesmas Oebobo yang terdiri dari Dokter Umum, Perawat, dan Analis Kesehatan, di bawah Penanggung Jawab Program PTM Lydia O. Manek, S.Kep.Ns.

Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) utama meliputi merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, konsumsi minuman beralkohol, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindaklanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan. Diharapkan hasil skrining dapat dijadikan sebagai peringatan bagi masyarakat agar lebih menjaga gaya hidupnya, terutama pola makan dan kebiasaan berolahraga.

Kedepannya kegiatan deteksi dini PTM akan dilaksanakan di instansi, lembaga, sekolah serta kantor-kantor di wilayah kerja UPTD Puskesmas Oebobo.

UPTD Puskesmas Oebobo melaksanakan kegiatan deteksi dini faktor Read More
Hari Natal dan Tahun Baru dirayakan begitu meriah setiap tahunnya, begitu juga dengan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Kemeriahan perayaan kedua momen penting ini tidak terlepas dari makanan dan minuman yang manis-manis. camilan manis, mulai dari permen, cokelat, dan kue-kue manis, serta minuman aneka rasa, dan minuman bersoda menjadi pilihan yang menemani kita dalam perayaan. Hal ini membuat kita mau tidak mau menyantap makanan dan minuman manis yang sudah disediakan. Bahkan tak jarang menyantapnya secara berlebihan.
Kebanyakan makanan dan minuman manis mengandung banyak gula dan pewarna buatan. Nah, kebiasaan mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gula bisa menyebabkan munculnya berbagai gangguan kesehatan. Jadi, apa saja dampak buruknya bagi kesehatan apabila kita mengonsumsi makanan manis secara berlebih?
 Obesitas 
Kelebihan berat badan alias obesitas menjadi salah satu gangguan kesehatan yang bisa menyerang akibat konsumsi makanan manis secara berlebihan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung fruktosa dapat menyebabkan peningkatan lemak di perut. Obesitas bisa terjadi karena faktor penumpukan lemak di area tubuh.
 Diabetes 
Mengonsumsi banyak makanan dan minuman yang mengandung gula berlebih bisa meningkatkan risiko penyakit diabetes menyerang. Diabetes merupakan penyakit yang terjadi akibat meningkatnya kadar gula dalam darah, dan makanan manis bisa menjadi salah satu pemicunya.
Risiko diabetes menjadi lebih tinggi pada penikmat makanan manis yang memiliki riwayat keluarga terkait penyakit ini, misalnya ada anggota keluarga terdekat yang juga mengalami diabetes. Untuk menghindari serangan diabetes, pastikan untuk membatasi jumlah konsumsi minuman bergula, seperti soda, es teh manis, hingga minuman penambah energi.
 Hipertensi 
Naiknya tekanan darah tinggi yang menyebabkan penyakit hipertensi sering dikaitkan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan asin. Ternyata, berlebihan dalam mengonsumsi makanan manis juga bisa menjadi pemicu penyakit ini menyerang. Mengonsumsi lebih dari 74 gram gula dalam satu hari disebut bisa memicu terjadinya peningkatan tekanan darah.
Penyakit hipertensi harus diwaspadai. Pasalnya, jika dibiarkan kondisi ini komplikasi yang bisa berbahaya, mulai dari penyakit jantung, gagal ginjal, hingga berujung kematian. Seseorang dikatakan mengidap hipertensi jika hasil pemeriksaan tekanan darah menunjukkan angka 140/90 mmHg atau lebih.
 Gagal Jantung
Sebuah studi dalam Journal of American Heart Association, menunjukkan bahwa konsumsi gula dalam jumlah berlebih bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gula bisa memicu naiknya risiko gagal jantung.
Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah, sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan yang tepat. Penyakit ini bisa bertahan hingga seumur hidup, dan membuat pengidapnya harus mengonsumsi obat-obatan, peralatan penopang jantung, hingga operasi jika dibutuhkan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini dan menghindari gejala semakin buruk adalah menerapkan gaya hidup yang sehat, dan menjaga kesehatan organ tubuh terutama jantung.
Menyebabkan Karies Gigi
Terlalu banyak mengonsumsi makanan manis ternyata bisa mengancam kesehatan gigi kamu. Karies gigi salah satunya. Karies gigi terjadi ketika bakteri di mulut mencerna sisa makanan manis yang kamu konsumsi, kemudian bakteri tersebut akan membusuk dan memproduksi asam yang dapat menghancurkan enamel.
Menambah Tingkat Stres
Makanan manis selama ini dianggap bisa mengurangi tingkat stres. Namun siapa sangka, terlalu banyak mengonsumsi makanan manis ternyata bisa menambah tingkat stres seseorang. Dilansir dari Dailymail, sebuah penelitian dilakukan di Emory University di Atlanta, Amerika Serikat, menemukan fakta bahwa semakin banyak kamu mengonsumsi makanan manis, tidak hanya berat badan kamu yang bertambah, tapi juga tingkat stres kamu ikut bertambah. Menurut Constance Harrell, makanan yang mengandung gula cukup tinggi akan merangsang bagian di otak yang memengaruhi cara kamu menanggapi stres. Nah, mulai sekarang, jika kamu merasa depresi atau stres, sebaiknya alihkan dengan aktivitas fisik atau aktivitas luar. Dengan begitu, kamu tidak perlu mengonsumsi terlalu banyak makanan manis.
Meningkatkan Risiko Kanker
Tubuh kamu memerlukan glukosa yang terdapat di dalam kandungan gula sebagai energi untuk aktivitas kamu sehari-hari. Namun, tanpa kamu mengonsumsi gula untuk mendapatkan glukosa, tubuh kamu mampu memproduksi kandungan gula dari sumber lain seperti lemak maupun protein. Sehingga, saat kamu mengonsumsi gula secara berlebihan, maka risiko penyakit kanker akan meningkat dan diantaranya adalah kanker kerongkongan dan kanker Pankreas.
Dilansir dari www.halodoc.com

Hari Natal dan Tahun Baru dirayakan begitu meriah setiap tahunnya, begitu juga dengan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Kemeriahan perayaan kedua momen penting ini tidak terlepas dari makanan dan minuman yang manis-manis. camilan manis, mulai dari permen, cokelat, dan kue-kue manis, serta minuman aneka rasa, dan minuman bersoda menjadi pilihan yang menemani kita dalam perayaan. Hal ini membuat kita mau tidak mau menyantap makanan dan minuman manis yang sudah disediakan. Bahkan tak jarang menyantapnya secara berlebihan.

Kebanyakan makanan dan minuman manis mengandung banyak gula dan pewarna buatan. Nah, kebiasaan mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gula bisa menyebabkan munculnya berbagai gangguan kesehatan. Jadi, apa saja dampak buruknya bagi kesehatan apabila kita mengonsumsi makanan manis secara berlebih?

  1. Obesitas

Kelebihan berat badan alias obesitas menjadi salah satu gangguan kesehatan yang bisa menyerang akibat konsumsi makanan manis secara berlebihan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung fruktosa dapat menyebabkan peningkatan lemak di perut. Obesitas bisa terjadi karena faktor penumpukan lemak di area tubuh.

  1. Diabetes

Mengonsumsi banyak makanan dan minuman yang mengandung gula berlebih bisa meningkatkan risiko penyakit diabetes menyerang. Diabetes merupakan penyakit yang terjadi akibat meningkatnya kadar gula dalam darah, dan makanan manis bisa menjadi salah satu pemicunya.

Risiko diabetes menjadi lebih tinggi pada penikmat makanan manis yang memiliki riwayat keluarga terkait penyakit ini, misalnya ada anggota keluarga terdekat yang juga mengalami diabetes. Untuk menghindari serangan diabetes, pastikan untuk membatasi jumlah konsumsi minuman bergula, seperti soda, es teh manis, hingga minuman penambah energi.

  1. Hipertensi

Naiknya tekanan darah tinggi yang menyebabkan penyakit hipertensi sering dikaitkan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan asin. Ternyata, berlebihan dalam mengonsumsi makanan manis juga bisa menjadi pemicu penyakit ini menyerang. Mengonsumsi lebih dari 74 gram gula dalam satu hari disebut bisa memicu terjadinya peningkatan tekanan darah.

Penyakit hipertensi harus diwaspadai. Pasalnya, jika dibiarkan kondisi ini komplikasi yang bisa berbahaya, mulai dari penyakit jantung, gagal ginjal, hingga berujung kematian. Seseorang dikatakan mengidap hipertensi jika hasil pemeriksaan tekanan darah menunjukkan angka 140/90 mmHg atau lebih.

  1. Gagal Jantung

Sebuah studi dalam Journal of American Heart Association, menunjukkan bahwa konsumsi gula dalam jumlah berlebih bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gula bisa memicu naiknya risiko gagal jantung.

Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah, sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan yang tepat. Penyakit ini bisa bertahan hingga seumur hidup, dan membuat pengidapnya harus mengonsumsi obat-obatan, peralatan penopang jantung, hingga operasi jika dibutuhkan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini dan menghindari gejala semakin buruk adalah menerapkan gaya hidup yang sehat, dan menjaga kesehatan organ tubuh terutama jantung.

  1. Menyebabkan Karies Gigi

Terlalu banyak mengonsumsi makanan manis ternyata bisa mengancam kesehatan gigi kamu. Karies gigi salah satunya. Karies gigi terjadi ketika bakteri di mulut mencerna sisa makanan manis yang kamu konsumsi, kemudian bakteri tersebut akan membusuk dan memproduksi asam yang dapat menghancurkan enamel.

  1. Menambah Tingkat Stres

Makanan manis selama ini dianggap bisa mengurangi tingkat stres. Namun siapa sangka, terlalu banyak mengonsumsi makanan manis ternyata bisa menambah tingkat stres seseorang. Dilansir dari Dailymail, sebuah penelitian dilakukan di Emory University di Atlanta, Amerika Serikat, menemukan fakta bahwa semakin banyak kamu mengonsumsi makanan manis, tidak hanya berat badan kamu yang bertambah, tapi juga tingkat stres kamu ikut bertambah. Menurut Constance Harrell, makanan yang mengandung gula cukup tinggi akan merangsang bagian di otak yang memengaruhi cara kamu menanggapi stres. Nah, mulai sekarang, jika kamu merasa depresi atau stres, sebaiknya alihkan dengan aktivitas fisik atau aktivitas luar. Dengan begitu, kamu tidak perlu mengonsumsi terlalu banyak makanan manis.

  1. Meningkatkan Risiko Kanker

Tubuh kamu memerlukan glukosa yang terdapat di dalam kandungan gula sebagai energi untuk aktivitas kamu sehari-hari. Namun, tanpa kamu mengonsumsi gula untuk mendapatkan glukosa, tubuh kamu mampu memproduksi kandungan gula dari sumber lain seperti lemak maupun protein. Sehingga, saat kamu mengonsumsi gula secara berlebihan, maka risiko penyakit kanker akan meningkat dan diantaranya adalah kanker kerongkongan dan kanker Pankreas.

Dilansir dari www.halodoc.com

Hari Natal dan Tahun Baru dirayakan begitu meriah Read More
  • 1
  • 2

Jam Pelayanan

  • Senin - Kamis 08.00 - 12.00 WITA
  • Jumad 08.00 - 10.00 WITA
  • Sabtu 08.00 - 11.00 WITA
  • Minggu dan Hari Libur Tutup

Hubungi Kami

Puskesmas Oebobo Kupang
Jln. Palapa
Kelurahan Oebobo Kecamatan Oebobo
Kota Kupang

Call Center 082-340-378-241