
PuskesmasOebobo Kupang
Kelurahan Oebobo
Kecamatan Oebobo-Kota Kupang
Nusa Tenggara Timur
Hari kesehatan mental setiap tahun diperingati pada tanggal 10 Oktober. Tahun ini WHO, menyerukan peningkatan besar-besaran dalam investasi kesehatan mental. Kita tidak hanya perlu menjaga kesehatan fisik, namun juga kesehatan mental. Mengingat kesehatan mental yang baik dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh Terlebih pada masa pandemi seperti sekarang ini.
Aturan new normal menuntut masyarakat untuk beradaptasi dengan cepat terhadap kebiasaan baru. Kondisi tersebut diperparah dengan dampak sosial ekonomi yakni potensi terkena PHK yang membuat masyarakat risau masalah finansial, pekerjaan, dan masa depan seusai pandemi berakhir. Maka tak heran jika masyarakat mengalami gangguan mental di tengah pandemi.
Gangguan mental memiliki tanda-tanda tertentu, dan alangkah baiknya apabila kita memberi perhatian baik pada diri sendiri maupun orang di sekitar kita, sehingga kita dapat mengambil langkah yang tepat dalam memberikan pertolongan. Berikut beberapa tanda seseorang mengalami gangguan mental akibat pandemi :
Jika Anda maupun orang terdekat merasakan tanda-tanda di atas, segera lakukan beberapa langkah untuk menanganinya, antara lain:
Pilih aktivitas fisik seperti olahraga ringan yang mampu menenangkan pikiran serta membangun mood lebih baik. Contoh yang dapat dicoba antara lain yoga, latihan pernapasan, peregangan, dan sejenisnya. Olahraga membantu tubuh memproduksi hormon endorfin untuk meredakan stres.
Pastikan pola makan tetap dijaga secara teratur dengan asupan bergizi seimbang. Tubuh yang sehat dapat menjaga kesehatan mental secara langsung maupun tidak langsung.
Hindari rokok dan alkohol ketika sedang stres. Sebaliknya, tidur dan istirahat yang cukup.
Beri waktu luang untuk mengerjakan hobi atau mencoba hal baru.Anda juga disarankan membuat rutinitas favorit, seperti menonton film kesukaan atau mendengar musik untuk mengusir rasa jenuh dan meredakan stres.
Paparan pemberitaan mengenai pandemi secara intens dapat memicu kecemasan berlebih. Pastikan untuk mengurangi dan membatasi informasi mengenai pandemi.
Selain kelima hal di atas, sangatlah penting untuk menjaga komunikasi dengan keluarga dan sahabat, terutama jika memiliki masalah untuk diceritakan.Terus menjaga hubungan dengan lingkungan, baik melalui telepon maupun video call penting untuk kesehatan jiwa Anda agar lebih tenang.
Jika tanda-tanda semakin parah dan penanganan mandiri tidak cukup, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog maupun dokter spesialis kejiwaan.
Ayo, tetap jaga kesehatan, selalu berpikir positif dan saling mendukung dalam menghadapi masa pandemi ini!
Disadur dari : www.siloamhospitals.com; www.tirto.id; www.waspada.co.id
New normal atau adaptasi kebiasaan baru adalah langkah percepatan penanganan covid-19 dalam bidang kesehatan, sosial dan ekonomi.
Masyarakat hidup “berdampingan” dengan covid-19 sambil menjalani aktifitas seperti biasa dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan covid-19.
Kegiatan-kegiatan pelayanan yang melibatkan masyarakat sebagai sasaran kembali dilakukan setelah sempat dihentikan pelaksanaannya selama beberapa bulan ini karena pandemik covid-19.
Salah satu kegiatan itu adalah pelayanan posyandu balita. Puskesmas Oebobo bersama kader posyandu kembali melakukan pelayanan dengan memperhatikan protokol pencegahan covid-19 seperti cuci tangan dengan sabun dan air mengalir/hand sanitizer, memakai masker, menerapkan physical distancing/jaga jarak, mengukur suhu tubuh pengunjung, mencegah kerumunan, melakukan skrining jika didapati ada gejala flu, demam, batuk pilek, diare/muntah dirujuk ke puskesmas. Sarung timbang dibawa oleh orang tua masing-masing bayi/balita.

Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum memasuki posyandu merupakan protokol yang harus dilaksanakan, baik oleh petugas maupun masyarakat

Pelaksanaan prokol kesehatan di posyandu antara lain memakai masker, menerapkan physical distancing/jaga jarak,
mengukur suhu tubuh pengunjung,melakukan skrining jika didapati ada gejala flu, demam, batuk pilek, diare/muntah
Kegiatan yang dilakukan antara lain penimbangan berat badan, pengukuran panjang badan/tinggi badan, pembagian vitamin A dan obat cacing, imunisasi, pemeriksaan ibu hamil dan pelayanan KB.

Pemberian Vitamin A dan Imunisasi
Selain itu para orang tua balita pun diberikan penyuluhan terkait pelaksanaan posyandu balita new normal dan protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Dengan adanya penyuluhan tersebut diharapkan tingkat kesadaran masyarakat meningkat untuk tetap melaksanakan kebiasaan baru sesuai protocol kesehatan pencegahan covid-19.
Oleh : Penanggung Jawab Promkes UPTD Puskesmas Oebobo Afiani Kinle'e, SKM
Bulan Vitamin A kembali hadir di Bulan Agustus, sepanjang bulan ini UPTD Puskesmas Oebobo melakukan pemberian Vitamin A secara GRATIS bagi bayi dan balita di Kelurahan Oebobo, Fatululi dan Oetete.
Kegiatan Pemberian Vitamin A terintegrasi dengan Pemberian Obat Cacing, dilaksanakan di Puskesmas Oebobo dan Pustu Fatululi dengan mengedepankan protokol kesehatan.

Nutrisionis Merly S. Rihi Pake, Amd.Gz sedang Memberikan Vitamin A pada Balita di Puskesmas Oebobo
Vitamin A kapsul berwarna biru dengan dosis 100.000 IU diberikan kepada bayi berusia 6-11 bulan, dan kapsul berwarna merah dengan dosis 200.000 IU diberikan untuk balita usia 12-59 bulan dan Ibu Nifas.
Kekurangan vitamin A akan melemahkan sistem imun dan produksi sel darah merah (hematopoiesis), menyebabkan ruam kulit, dan gangguan penglihatan (contohnya xerophthalmia, rabun malam).
Kecukupan asupan vitamin A dapat diperoleh dari beragam makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Makanan sumber Vitamin A sebagian besar berasal dari produk hewani seperti daging, telur, susu dan hati, namun beberapa produk nabati juga mengandung Vitamin A terutama sayur-sayuran berwarna seperti wortel, bayam, kol, brokoli, semangka, melon, pepaya, mangga, tomat dan kacang polong.
Salah satu sumber Vitamin A yang dapat mencukupi kebutuhan tubuh khususnya pada bayi dan Balita yaitu suplementasi Vitamin A melalui pemberian kapsul Vitamin A. Pemberian vitamin A diiringi dengan pemberian obat cacing agar penyerapan zat gizi pada balita sempurna dan dapat meningkatkan status gizi masyarakat.
Kecacingan pada anak akan menimbulkan masalah kesehatan berupa kekurangan gizi yang bersifat kronis yang pada akhirnya juga dapat meningkatkan risiko kesakitan dan kematian pada anak. Pemberian obat cacing ini mengikuti dosis, usia 12 - 23 bulan setengah tablet, dan usia 24 bulan s/d 12 tahun satu tablet.

Perawat Sri Herlin Ernawati, S.Kep, Ns sedang memberikan obat cacing pada anak di Puskesmas Oebobo
New normal atau adaptasi kebiasaan baru adalah langkah percepatan penanganan Covid-19 dalam bidang kesehatan, sosial dan ekonomi.
Masyarakat hidup “berdampingan“ dengan Covid-19 sambil menjalani aktifias seperti biasa. Namun, tetap ada batasan-batasannya dengan mematuhi protokol pencegahan Covid-19, seperti :
Protokol kesehatan di masa New Normal menurut Kementrian Kesehatan dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 :
Protokol Kesehatan New Normal di pasar:
Protokol Kesehatan New Normal di Mall :
Protokol Kesehatan New Normal di tempat kerja :
Oleh : Promosi Kesehatan UPTD Puskesmas Oebobo Tahun 2020